Pendahuluan
Kita sering mendengar dan mengucapkan kata-kata “akhlak” akan tetapi tahukah anda apa itu “akhlak”? dan apa keutamaan akhlak yang mulia? Dalam tulisan singkat ini insya Allah kita akan sedikit mengulas tetang definisi akhlak dan keutamaan akhlak mulia.
Definisi Akhlak
“Akhlak” secara bahasa berasal dari kata “khuluq” (خلق) yang berarti; Tabiat, Sifat, atau perilaku. Dan akhlak juga dapat diartikan sebagai; Perangai, Kebiasaan atau karakter seseorang.
Adapun secara Istilah Akhlak adalah perilaku dan budi pekerti terpuji yang sesuai dengan tuntunan Al Qur’an dan Al Hadits, yang mencakup sikap terhadap Allah, diri sendiri, sesama manusia, dan lingkungan.
Dalil Perintah Untuk Berakhlak Mulia
Rasulullah shallallahu’alaihi wasallam bersabda:
اتَّقِ اللَّهَ حَيْثُمَا كُنْتَ وَأَتْبِعِ السَّيِّئَةَ الْحَسَنَةَ تَمْحُهَا وَخَالِقِ النَّاسَ بِخُلُقٍ حَسَنٍ
“Bertakwalah kepada Allah di mana saja engkau berada. Ikutilah kejelekan dengan kebaikan niscaya ia akan menghapuskan kejelekan tersebut dan berakhlaklah dengan manusia dengan akhlak yang baik.”
(HR. Tirmidzi:1987 dan Ahmad: 5/153. Dari hadits Abu Dzar Al Ghifari radliallahu’anhu. Abu 'Isa At Tirmidzi mengatakan bahwa hadits ini hasan shahih)
Ibnu Rajab Al Hambali rahimahullah mengatakan;
“Bahwa berakhlak yang baik termasuk bagian dari takwa. Akhlak disebutkan secara bersendirian karena ingin membawa pentingnya akhlak. Sebab banyak yang mengira bahwa takwa hanyalah menunaikan hak Allah tanpa memperhatikan hak sesama”.
(Jaami'ul 'Ulum wal Hikam: 1/454).
Keutamaan Akhlak Mulia
1. Akhlak mulia adalah salah satu misi tugas diutusnya Rasulullah.
Rasulullah shallallahu’alaihi wasallam diutus bukan hanya sekedar untuk memperbaiki aqidah ummat manusia saja, akan tetapi beliau juga diutus untuk memperbaiki akhlak manusia.
Sebagaimana Rasulullah shallallahu ’alaihi wasallam bersabda:
إِنَّمَا بُعِثْتُ لِأُتَمِّمَ صَالِحَ الْأَخْلَاقِ
“Sesungguhnya aku hanyalah diutus untuk menyempurnakan akhlak yang luhur.”
(HR: Al Bukhari dalam Adaabul Mufrad: 273. Dari Hadits Anas bin Malik radliallahu’anhu. Dinyatakan shahih oleh Al-Albani dalam Shahih Adaabul Mufrad.)
2. Pujian Allah Untuk Orang yang Berakhlak Mulia.
Allah subhanahu wa ta’ala memuji orang-orang yang memiliki akhlak mulia sebagaimana Allah subhanahu wa ta’ala memuji Nabi-Nya Muhammad shallallahu’alaihi wasallam karena keagungan akhlaknya.
Sebagaimana Allah subhanahu wa ta’ala berfirman:
وَإِنَّكَ لَعَلَى خُلُقٍ عَظِيم
“Dan sesungguhnya kamu benar-benar (memiliki) akhlak (berbudi pekerti) yang agung.” (QS. Al Qalam: 4)
3. Orang yang berakhlak mulia akan mendapatkan kecintaan dari Rasulullah shallallahu’alaihi wasallam
4. Orang yang berakhlak mulia akan mendapatkan kedudukan yang mulia bersama Rasulullah pada hari kiamat kelak.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
إِنَّ مِنْ أَحَبِّكُمْ إِلَيَّ وَأَقْرَبِكُمْ مِنِّي مَجْلِسًا يَوْمَ القِيَامَةِ أَحَاسِنَكُمْ أَخْلَاقًا
“Sesungguhnya yang paling aku cintai di antara kalian dan paling dekat tempat duduknya denganku pada hari kiamat adalah mereka yang paling bagus akhlaknya di antara kalian.”
(HR. Tirmidzi: 2018. Dari Hadits Jabir radliallahu’anhu, Dinilai hasan oleh Al-Albani dalam Shahih Al-Jaami’: 2201.)
5. Dengan akhlak mulia seseorang akan sampai kepada tingkat keimanan yang sempurna.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
أَكْمَلُ المُؤْمِنِينَ إِيمَانًا أَحْسَنُهُمْ خُلُقًا
“Orang mukmin yang paling sempurna imannya adalah yang paling baik akhlaknya.”
(HR. Tirmidzi: 1162. Dari Hadits Abu Hurairah radliallahu’anhu, Dinilai shahih oleh Al-Albani dalam Ash-Shahihah: 284.)
6. Dengan akhlak yang mulia seseorang akan bisa menyusul derajatnya ahli ibadah yang rajin berpuasa dan shalat malam.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
إِنَّ الْمُؤْمِنَ لَيُدْرِكُ بِحُسْنِ خُلُقِهِ دَرَجَةَ الصَّائِمِ الْقَائِمِ
“Sesungguhnya seorang mukmin bisa meraih derajat orang yang rajin berpuasa dan shalat dengan sebab akhlaknya yang luhur.”
(HR. Ahmad: 25537 dan Abu Dawud: 4798. Dari Hadits ‘Aisyah radliallahu’anha, Dinilai shahih oleh Al-Albani dalam Shahih At-Targhib wa At-Tarhiib: 2643.)
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam juga bersabda;
مَا مِنْ شيءٍ يُوضَعُ فِي الْمِيزَانِ أَثْقَلُ مِنْ حُسْنِ الْخُلُقِ وَإِنَّ صَاحِبَ حُسْنِ الْخُلُقِ لَيَبْلُغُ بِهِ دَرَجَةَ صَاحِبِ الصَّوْمِ وَالصَّلاَةِ
“Tidak ada sesuatu amalan yang jika diletakkan dalam timbangan lebih berat dari akhlak yang mulia. Sesungguhnya orang yang berakhlak mulia bisa menggapai derajat orang yang rajin puasa dan rajin shalat.”
(HR. Tirmidzi: 2003. dari Hadits Abu Ad-Darda’ radhiyallahu ‘anhu. Al-Hafizh Abu Thahir mengatakan bahwa sanad hadits ini hasan).
7. Akhlak mulia akan memberatkan timbangan amalan kebaikan diakhirat kelak.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
مَا شَيءٌ أَثْقَلُ فِي مِيزَانِ الْمُؤْمِنِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ مِنْ خُلُقٍ حَسَنٍ وَإِنَّ اللَّهَ لَيَبْغَضُ الْفَاحِشَ الْبَذِيءَ
“Tidak ada sesuatu pun yang lebih berat dalam timbangan seorang mukmin selain akhlak yang baik. Sungguh, Allah membenci orang yang berkata keji dan kotor.”
(HR. Tirmidzi: 2002. Dari Hadits Abu Ad-Darda’ radhiyallahu ‘anhu. Al-Hafizh Abu Thahir mengatakan bahwa hadits ini sahih).
8. Akhlak mulia adalah salah satu dari amalan yang banyak memasukan seorang kedalam surga.
Dari Abu Hurairah radliallahu’anhu berkata;
سُئِلَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- عَنْ أَكْثَرِ مَا يُدْخِلُ النَّاسَ الْجَنَّةَ فَقَالَ (تَقْوَى اللَّهِ وَحُسْنُ الْخُلُقِ).
وَسُئِلَ عَنْ أَكْثَرِ مَا يُدْخِلُ النَّاسَ النَّارَ فَقَالَ (الْفَمُ وَالْفَرْجُ).
Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam ditanya mengenai hal yang banyak menginspirasi seseorang ke dalam surga, beliau menjawab, “Takwa kepada Allah dan berakhlak yang baik.”
Beliau juga ditanya mengenai hal yang banyak memasukkan orang ke dalam neraka, jawab beliau, “Perkara yang disebabkan karena mulut dan kemaluan. ”
(HR. Tirmidzi: 2004 dan Ibnu Majah: 4246. Al Hafizh Abu Thohir mengatakan bahwa sanad hadits ini shahih).
9. Dengan akhlak mulia seorang akan dibangunkan istana yang ada di Surga yang paling tinggi.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
أَنَا زَعِيْمٌ بِبَيْتٍ فِيْ رَبَضِ الْجَنَّةِ لِمَنْ تَرَكَ الْمِرَاءَ وَإِنْ كَانَ مُحِقًّا، وَبَيْتٍ فِيْ وَسَطِ الْجَنَّةِ لِمَنْ تَرَكَ الْكَذِبَ وَإِنْ كَانَ مَازِحًا، وَبَيْتٍ فِيْ أَعْلَى الْجَنَّةِ لِمَنْ حَسُنَ خُلُقُهُ
“Aku akan menjadi penjamin dengan istana yang ada di surga yang paling bawah bagi orang yang meninggalkan perdebatan meskipun dia dalam keadaan benar, dan (aku jamin) dengan istana yang ada di pertengahan surga bagi orang yang meninggalkan kedustaan meskipun dalam keadaan bersenda gurau, dan (aku jamin) dengan istana yang ada di surga yang paling tinggi bagi orang yang akhlaknya baik.”
(HR. Abu Daud dari hadits Abu Umamah Al Bahili radhiyallahu anhu, disebutkan dalam Shahihul Jami’: 1932, Silsilah Ash Shahihah: 274, Shahih Abi Dawud karya Albani rahimahullah: 4015)
Penutup
Setelah kita mengetahui, bahwasannya Akhlak mulia adalah perkara yang sangat besar keutamaan maka marilah kita berusaha untuk menerapkan akhlak mulia dalam hidup kita, baik akhlak kita kepada Allah, maupun Akhlak kita kepada kedua orang tua kita, diri kita, saudara kita, teman sejawat kita dan kepada seluruh makhluk secara umum.
اَللَّهُمَّ اهْدِنَا لِأَحْسَنِ الْأَخْلَاقِ، لَا يَهْدِي لِأَحْسَنِهَا إِلَّا أَنْتَ، وَاصْرِفْ عَنَّا سَيِّئَهَا لَا يَصْرِفُ عَنَّا سَيِّئَهَا إِلَّا أَنْتَ
“Ya Allah, tunjukilah kami kepada kebaikan akhlak, tiada yang mampu menunjuki kepada kebaikannya selain Engkau, dan palingkanlah dari kami kejelekannya, tiada yang mampu memalingkannya selain Engkau”. (HR: Muslim: 771)
Referensi:
- Al-Qur’an Al-Karim, Al-Maktab Al Islami
- Al-Bukhari, Muhammad bin Ismail. 2001. Sahih al-Bukhari. Kairo: Dar Taqwa al-Najah.
- Al-Bukhari, Al-Adabu Al-Mufrad, Al-Khalili, India 1306
- Al-Hajjaj, Muslim. 2004 Sahih Muslim. Beirut: Dar Ihya al-Turath al-‘Arabi.
- At-Tirmudzi, As-Sunan, Al-Halabi: 1356
- Abu Dawud, As-Sunan, At-Tazkiyah, 1349
- Ahmad bin Hambal, Al-Musnad, Al-Ma’arif, 1365
- Ibnu Majah, As-Sunan, At Taziyah, 1349
- Al-Hambali, Ibnu Rajab, Jamiul Ulum wal Hikam
- Muhammad Nashiruddin Al-Albani, Silsilatu Al-Ahadits Ash-Shahihah
- Muhammad Nashiruddin Al-Albani, Shahih Abi Dawud
Penulis:
Abdul Fattach I Dien, S.Pd.I.
(Pengajar Pondok Pesantren Al Madinah, Boyolali)