Kolaborasi Guru Dan Orang Tua Dalam Mendidik Sang Buah Hati

21 jam yang lalu
88
6 menit baca
Kolaborasi Guru Dan Orang Tua Dalam Mendidik Sang Buah Hati

Orang tua memiliki pengaruh besar terhadap anak, demikian pula guru. Ibarat anak adalah secarik kertas putih, orangtua atau gurulah yang berperan besar memberi warna di kertas tersebut. Dalam sebuah hadits disebutkan:

ما مِن مَوْلُودٍ إلَّا يُولَدُ علَى الفِطْرَةِ، فأبَوَاهُ يُهَوِّدَانِهِ أوْ يُنَصِّرَانِهِ، أوْ يُمَجِّسَانِهِ

“Setiap anak yang lahir, tidaklah dilahirkan kecuali di atas fitrah (suci). Kedua orang tuanyalah yang menjadikannya Yahudi, Majusi, atau Nasrani.” (HR. Al Bukhari: 1358 dan Muslim: 2658).

Ayah dan Bunda yang semoga dirahmati Allah, sejauh ini seberapa baik Ayah dan Bunda mengenal siapa saja teman-teman ananda di sekolah, bagaimana hasil belajar ananda, dan pertanyaan selain dari itu terkait kondisi ananda di sekolah. Ataukah kita pasrahkan semua urusan ananda kepada guru dan setelah ananda mengalami masalah, baru kita luangkan perhatian untuk Ananda?

Kita bisa bayangkan betapa tidak seimbangnya pendidikan anak jika tidak ada sinergi antara orang tua dan guru yang merupakan orang tua kedua bagi anak. Kita sering mendengar ungkapan dari orang tua,

“Anak saya dulu baik-baik saja, tapi setelah bersekolah di sini kok jadi banyak masalah, seolah tidak diperhatikan oleh guru.”

Atau keluhan dari guru,

“Murid-murid sudah saya didik maksimal di sekolah, tetapi perilakunya kembali ke setelan awal setelah pulang ke rumah.”

Dari hal tersebut dapat kita sadari bersama mengenai pentingnya kolaborasi antara guru dan orang tua dalam menciptakan suasana sinergis dalam mendidik anak. Dengan kolaborasi, akan tercipta percepatan dalam mencapai hasil yang maksimal. Sebaliknya, jika salah satu pihak saja abai, maka perkembangan anak bisa terhambat.


Manfaat Kolaborasi Guru dan Orang Tua

Secara lebih spesifik, kolaborasi antara guru dan orang tua membawa banyak manfaat bagi siswa, diantaranya:

1. Meningkatkan Keaktifan Siswa
Ketika seorang siswa tampak tidak bersemangat di kelas, biasanya disebabkan oleh suatu masalah tertentu. Mungkin siswa merasa tidak tertantang oleh materi pelajaran, atau ada masalah di rumah yang mengganggu fokusnya. Apapun penyebabnya, komunikasi terbuka antara guru dan orang tua dapat membantu menemukan akar permasalahannya.

2. Mendorong Kemajuan dan Keberhasilan Akademik
Sebagai contoh, pertemuan orang tua dan guru menjadi kesempatan penting untuk membahas kesulitan dan keberhasilan belajar siswa. Jika orang tua mengetahui bahwa anaknya mengalami kesulitan dalam mata pelajaran tertentu, mereka dapat mengambil langkah seperti:

- menyediakan waktu belajar tambahan bagi siswa

- menyewa tutor,

- atau memperbaiki fasilitas belajar di rumah.

Dengan demikian, orang tua dapat berperan aktif dalam membantu anak mencapai keberhasilan akademik.

3. Meningkatkan Kesehatan Mental Siswa
Ketika guru melihat perubahan perilaku atau nilai yang menurun, mereka dapat segera berdiskusi dengan orang tua agar siswa mendapatkan dukungan atau bantuan yang diperlukan.


Enam Jenis Keterlibatan Orang Tua dalam Kemitraan dengan Sekolah

Kolaborasi antara sekolah dengan orang tua dapat diwujudkan dengan keterlibatan orang tua dalam berbagai program sekolah. Keterlibatan orang tua tersebut terdiri atas 6 jenis:

1. Parenting (Pengasuhan)
Orang tua menciptakan lingkungan rumah yang mendukung belajar siswa.

2. Communicating (Komunikasi)
Orang tua menjalin komunikasi dua arah yang intens dengan sekolah tentang kegiatan, kemajuan, dan kebutuhan siswa.

3. Volunteering (Kerelawanan)
Orang tua berperan sebagai relawan, membantu dalam berbagai kegiatan yang diselenggarakan oleh sekolah.

4. Learning at Home (Belajar di Rumah)
Orang tua mendukung pembelajaran anak di rumah, misalnya membimbing anak mengerjakan pekerjaan rumah (PR), atau mendampingi anak dalam belajar.

5. Decision Making (Pengambilan Keputusan)
Orang tua dalam berpartisipasi dalam Komite Sekolah yang dapat memberikan pertimbangan dalam perumusan kebijakan sekolah.

6. Collaborating With the Community (Berkolaborasi dengan Masyarakat)
Orang tua proaktif dalam membangun komunikasi dan  kerja sama antara sekolah, keluarga, dan lembaga masyarakat untuk mendukung program sekolah.


Tantangan Kolaborasi

Meskipun kolaborasi antara guru dan orang tua memiliki banyak manfaat, penerapannya tidak selalu mudah dan sering menghadapi berbagai tantangan. Beberapa kendala utama yang umum ditemui meliputi:

1. Perbedaan Latar Belakang Sosial Ekonomi
Perbedaan kondisi ekonomi, pendidikan, dan budaya orang tua dapat mempengaruhi tingkat keterlibatan mereka dalam pendidikan anak. Perbedaan ini juga dapat menimbulkan ketidakseimbangan dalam kontribusi orang tua, yang berpotensi mempengaruhi dinamika kolaborasi.

2. Keterbatasan Waktu Orang Tua
Banyak orang tua memiliki kesibukan pekerjaan atau tanggung jawab lain di luar rumah yang membatasi waktu mereka untuk terlibat secara langsung dalam pendidikan anak. Ketidakhadiran orang tua dalam pertemuan, kegiatan sekolah, atau pendampingan belajar di rumah dapat menjadi hambatan signifikan bagi terciptanya kolaborasi yang efektif.

3. Rendahnya Kesadaran akan Pentingnya Keterlibatan
Beberapa orang tua mungkin belum menyadari betapa pentingnya peran mereka dalam mendukung pendidikan anak. Faktor ini sering muncul karena minimnya informasi, pengalaman, atau pemahaman mengenai manfaat keterlibatan aktif dalam kegiatan sekolah dan pembelajaran di rumah. Kurangnya kesadaran ini dapat menghambat komunikasi dan kolaborasi yang konstruktif antara sekolah dan keluarga.

4. Hambatan Komunikasi antara Guru dan Orang Tua
Komunikasi yang kurang efektif, baik karena metode yang tidak sesuai, kurangnya frekuensi pertemuan, atau ketidaktahuan penggunaan teknologi, dapat menjadi penghalang utama kolaborasi.

Dengan pendekatan yang tepat, berbagai tantangan ini dapat diubah menjadi kesempatan untuk membangun kolaborasi yang lebih kuat, inklusif, dan berkelanjutan  sehingga semua anak mendapatkan dukungan pendidikan yang optimal.


Rekomendasi Praktis

Berikut beberapa rekomendasi praktis yang dapat diterapkan untuk memperkuat kemitraan antara sekolah dan keluarga dalam mendukung pendidikan anak:

1. Meningkatkan Komunikasi yang Terstruktur dan Teratur
Sekolah sebaiknya menyediakan Jembatan Penghubung antara Rumah dan Sekolah  berupa jalur komunikasi rutin dengan orang tua, baik melalui pertemuan tatap muka, buku penghubung, maupun platform digital.

2. Mendorong Keterlibatan Orang Tua dalam Kegiatan Sekolah
Sekolah dapat mengajak orang tua berpartisipasi dalam kegiatan ekstrakurikuler, kegiatan sosial, atau program sekolah lain.

3. Menyelenggarakan Pendidikan Orang Tua (Parenting Education)
Workshop, seminar, atau pelatihan pengasuhan anak dapat membekali orang tua dengan keterampilan untuk mendukung pendidikan anak secara efektif.

4. Membentuk Forum atau Komite Sekolah yang Melibatkan Orang Tua
Partisipasi aktif orang tua dalam pengelolaan sekolah meningkatkan rasa tanggung jawab kolektif dan mendukung penerapan program pendidikan yang lebih tepat sasaran.

5. Pemanfaatan Teknologi Digital Secara Optimal
Sekolah dapat menggunakan aplikasi komunikasi dan platform belajar daring untuk mempermudah koordinasi dengan orang tua.

Teknologi digital memungkinkan orang tua memantau perkembangan anak secara real-time, menerima materi edukatif, dan terlibat dalam kegiatan pembelajaran jarak jauh.

6. Program Inklusif dan Fleksibel untuk Mengatasi Hambatan Keterlibatan
Sekolah perlu mempertimbangkan berbagai kendala yang mungkin dihadapi orang tua, seperti keterbatasan waktu, latar belakang sosial ekonomi, atau akses teknologi.

Alternatif solusi termasuk menyediakan jadwal pertemuan yang fleksibel, akses materi digital bagi orang tua yang sibuk, dan program dukungan komunitas untuk memastikan semua keluarga dapat berpartisipasi.

Sebagai penutup, dapat kita simpulkan bahwa keberhasilan pendidikan anak bukan hanya bergantung pada sekolah atau guru semata, melainkan juga pada sinergi yang kuat antara orang tua dan pendidik. Ketika keduanya berjalan seirama dalam tujuan, komunikasi, dan kasih sayang, maka tumbuhlah generasi yang tidak hanya cerdas secara akademik, tetapi juga baik dalam adab, matang secara emosional dan spiritual. Karena itu, kolaborasi antara guru dan orang tua bukan sekadar formalitas, melainkan kebutuhan mendesak demi masa depan anak-anak kita yang lebih baik.


Referensi:

  • Al-Bukhari, M. bin Isma‘il. t.t. Shahih al-Bukhari no. 1358.
  • Alukah.net. t.t. Al-Usrah wa al-Madrasah Ta‘līman wa Tarbawiyā. https://www.alukah.net/social/0/135702/
  • Bardon, A. 2024. Why parent-teacher collaboration matters (and how to foster more of it). Lindenwood University Online.
  • Epstein, J. L. dkk. 2009. School, Family, and Community Partnerships: Your Handbook for Action. Corwin Press.
  • MTs Negeri 8 Sleman. t.t. Beranda. https://mtsn8sleman.sch.id/
  • Muslim, M. bin al-Hajjaj. t.t. Shahih Muslim no. 2658.
  • Nira, T., Mandik, F., & Zulviana, T. 2021. Kunci Kolaborasi Keluarga dengan Sekolah. Kemdikbud.

Penulis:

Fajar Adi Kusuma, S.Pd.
(Kepala Sekolah SMPIP Al Madinah Kartasura)