Iman Kepada Malaikat: Pengertian, Sifat, Dan Tugas

7 jam yang lalu
34
6 menit baca
Iman Kepada Malaikat: Pengertian, Sifat, Dan Tugas

إنَّ الْـحَمْدَ لِلّهِ نَـحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ، وَنَعُوذُ بِاللهِ مِنْ شُرُورِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلَا مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلَا هَادِيَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَن لَّا إِلَهَ إِلاَّ الله وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُـحَمَّداً عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ، أَمَّا بَعْدُ:


Di tengah derasnya arus modernisasi dan sains yang seringkali hanya percaya pada hal yang bisa dilihat dan diukur, keimanan kepada malaikat menjadi ujian besar bagi hati seorang mukmin. Sebab, malaikat adalah makhluk yang tidak tampak oleh mata, namun keberadaannya nyata bagi hati yang beriman.

Mereka hadir dalam setiap sisi kehidupan manusia — mencatat amal, menjaga, menyampaikan wahyu, dan mendoakan kebaikan bagi orang-orang beriman. Keyakinan terhadap malaikat bukan sekadar pengetahuan abstrak, melainkan pondasi akidah yang menumbuhkan rasa muraqabah (pengawasan Allah) di hati setiap hamba.

Tanpa iman kepada malaikat, seorang muslim kehilangan salah satu tiang kokoh dalam bangunan imannya. Karena itu, memahami hakikat dan tugas para malaikat akan memperkuat keyakinan kita terhadap kebesaran Allah dan menumbuhkan semangat untuk beramal saleh dengan penuh kesadaran bahwa segala sesuatu selalu diawasi.


Wajibnya Beriman kepada Para Malaikat

Beriman kepada para malaikat merupakan rukun iman kedua, sebagaimana sabda Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam:

 أَنْ تُؤْمِنَ بِاللهِ وَمَلاَئِكَتِهِ وَكُتُبِهِ وَرُسُلِهِ وَاليَوْمِ الآخِرِ وَتُؤْمِنَ بِالقَدَرِ خَيْرِهِ وَشَرِّهِ

“Engkau beriman kepada Allah, para malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, rasul-rasul-Nya, hari akhir, dan takdir yang baik maupun yang buruk.” (HR. Muslim no. 8)

Beriman kepada malaikat adalah bagian dari iman kepada perkara ghaib, yang tidak dapat diketahui kecuali melalui dalil Al-Qur’an dan As-Sunnah yang shahih. Para malaikat adalah makhluk yang diciptakan dari cahaya, selalu tunduk dan taat kepada Allah. Malaikat  tidak memiliki sifat rububiyah  dan uluhiyyah sama sekali. Mereka adalah makhluk yang memiliki kekuatan dan ketaatan yang sempurna. (Syarah Ushulil Iman: 27)


Pengertian Iman Kepada Malaikat-Malaikat Allah

Para ulama menjelaskan bahwa beriman kepada malaikat-malaikat Allah adalah:

التَّصْدِيْقُ الْجَازِمُ بِأَنَّ للهِ مَلَائِكَةً مَوْجُوْدِيْنَ حَقِيْقَةً، وَأَنَّهُمْ يَقُوْمُوْنَ بِمَا أَمَرَ اللهُ بِهِ أَتَمَّ قِيَامٍ

Pembenaran yang kokoh bahwa Allah memiliki malaikat yang benar-benar ada, dan mereka menjalankan apa yang diperintahkan oleh Allah dengan sempurna. (Tauhid 2 Tsanawi)


Pokok Keimanan kepada Malaikat

Ada empat hal yang wajib diimani tentang para malaikat:

  1. Mengimani keberadaan mereka – bahwa mereka benar-benar ada.
  2. Mengimani nama-nama yang disebutkan, seperti Jibril, Mikail, Israfil, dan Malik penjaga neraka.
  3. Mengimani sifat-sifat mereka, sebagaimana yang dikabarkan oleh Allah dan Rasul-Nya.
  4. Mengimani tugas-tugas mereka, seperti Jibril menyampaikan wahyu, Mikail mengatur hujan, Israfil meniup sangkakala, dan sebagainya. (Syarah Ushulil Iman: 27-28)

Sifat dan Karakteristik Malaikat

Al-Qur’an dan Sunnah mengabarkan banyak sifat para malaikat, di antaranya:

1. Taat dan Patuh kepada Allah

Allah berfirman:

لَا يَعْصُونَ اللّٰهَ مَا أَمَرَهُمْ وَيَفْعَلُونَ مَا يُؤْمَرُونَ

“Mereka tidak pernah mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan.” (QS. At-Tahrim: 6)

Imam Ath-Thabari rahimahullah berkata:

 لَا يُخَالِفُونَ اللَّه فِي أَمْره الَّذِي يَأْمُرهُمْ بِهِ, وَيَنْتَهُونَ إِلَى مَا يَأْمُرهُمْ بِهِ رَبُّهمْ.

“Para malaikat itu tidak pernah menyelisihi Allah dalam perkara yang Allah perintahkan mereka padanya, dan mereka berhenti pada perkara yang Allah perintahkan untuk berhenti padanya. (Tafsir Ath Thabari: 7 / 330)

2. Makhluk Terdekat dan Dimuliakan oleh Allah

بَلْ عِبَادٌ مُّكْرَمُونَ

“Sebenarnya malaikat itu adalah hamba-hamba yang dimuliakan.” (QS. Al-Anbiya’: 26)

Ibnu Katsir menjelaskan:

أَيْ الْمَلَائِكَةُ عِبَادُ اللَّهِ المُكْرَمُونَ عِنْدَهُ فِي مَنَازِلَ عَالِيَةٍ وَمَقَامَاتٍ سَامِيَةٍ وَهُمْ لَهُ فِي غَايَةِ الطَّاعَةِ قَوْلًا وَفِعْلًا

“Maksudnya para malaikat itu adalah hamba-hamba Allah yang dimuliakan di sisi Allah pada kedudukan dan posisi yang tinggi, dan mereka dalam puncak ketaatan kepada Allah baik secara perkataan maupun perbuatan. (Tafsir Ibnu Katsir: 3/ 237)

3. Makhluk yang Kuat

عَلَّمَهُ شَدِيْدُ الْقُوَى

 “Yang diajarkan kepadanya oleh (Jibril) yang sangat kuat.” (QS. An-Najm: 5)

4. Malaikat memiliki Sayap

ٱلۡحَمۡدُ لِلَّهِ فَاطِرِ ٱلسَّمَٰوَٰتِ وَٱلۡأَرۡضِ جَاعِلِ ٱلۡمَلَٰٓئِكَةِ رُسُلًا أُوْلِيٓ أَجۡنِحَة مَّثۡنَىٰ وَثُلَٰثَ وَرُبَٰعَۚ يَزِيدُ فِي ٱلۡخَلۡقِ مَا يَشَآءُۚ

Segala puji bagi Allah Pencipta langit dan bumi, Yang menjadikan malaikat sebagai utusan-utusan (untuk mengurus berbagai macam urusan) yang mempunyai sayap, masing-masing (ada yang) dua, tiga dan empat. Allah menambahkan pada ciptaan-Nya apa yang dikehendaki-Nya (QS. Fathir: 1)

Ibnu Katsir berkata:

 يَطِيْرُوْنَ بِهَا لِيُبَلِّغُوْا مَا أُمِرُوْا بِهِ سَرِيْعًا

Para malaikat itu terbang dengan sayapnya untuk melaksanakan apa yang diperintahkan kepada mereka dengan cepat.” ( Tafsir Ibnu Katsir: 3/ 721)

Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda:

رَأَيْتُ جِبْرِيْلَ لَهُ سِتُّمِائَةِ جَنَاحٍ

 “Aku melihat malaikat Jibril memiliki enam ratus sayap.” (HR. al-Bukhari no. 3232 dan Muslim no. 174)

Malaikat: Hamba Mulia yang Wajib Diimani, Bukan Anak Allah

Keimanan terhadap malaikat termasuk salah satu ukuran mengenai lurus dan sesatnya seseorang. Sungguh Allah telah menegaskan bahwa orang yang kufur terhadap malaikat adalah orang yang sesat, sebagaimana firman-Nya :

وَمَنْ يَكْفُرْ بِاللَّهِ وَمَلَائِكَتِهِ وَكُتُبِهِ وَرُسُلِهِ وَالْيَوْمِ الْآخِرِ فَقَدْ ضَلَّ ضَلَالًا بَعِيدًا

Barangsiapa yang kafir kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, rasul-rasul-Nya, dan hari kemudian, maka sesungguhnya orang itu telah sesat sejauh-jauhnya.” (QS. An-Nisa’: 36)

Begitu pula di ayat yang lain Allah pun menjelaskan bahwa malaikat adalah hamba yang mulia bukan anak Allah sebagaimana tuduhan orang-orang yahudi, Allah berfirman:

وَقَالُوا اتَّخَذَ الرَّحْمَنُ وَلَدًا سُبْحَانَهُ بَلْ عِبَادٌ مُكْرَمُونَ

Dan mereka berkata: “Tuhan Yang Maha Pemurah telah mengambil (mempunyai) anak”, Maha Suci Allah. Sebenarnya (malaikat-malaikat itu) adalah hamba-hamba yang dimuliakan,” (QS. Al-Anbiya’: 26)

Hakikat Penciptaan Malaikat

Allah menciptakan Para malaikat bukan karena Allah butuh pada makhluk, sebagaimana yang Imam Al-Muzani rahimahullah katakan,

خَلَقَ الخَلْقَ بِمَشِيْئَتِهِ عَنْ غَيْرِ حَاجَةٍ كَانَتْ بِهِ فَخَلَقَ اْلملاَئِكَةَ جَمِيْعًا لِطَاعَتِهِ وَجَبَلَهُمْ عَلَى عِبَادَتِهِ

Allah menciptakan makhluk dengan kehendak-Nya, bukan karena Allah butuh pada makhluk. Allah menciptakan seluruh malaikat untuk taat kepada-Nya dan menjadikan tabiat mereka selalu beribadah kepada-Nya.” (Syarhus Sunnah: 76)

Dengan memahami hakikat keimanan kepada malaikat secara benar, maka kita dapat:

  1. Mengetahui keagungan, kekuatan, serta kesempurnaan kekuasaan Allah. Sebab keagungan sesuatu yang diciptakan menunjukkan keagungan yang menciptakannya.
  2. Lebih bersemangat untuk beramal, karena para malaikat yang lebih besar dan kuat dibanding manusia selalu taat kepada Allah.

Malaikat Mendoakan orang beriman

Di sisi lain, Para malaikat ternyata mendoakan dan memintakan ampunan kepada Allah terhadap orang-orang beriman, sebagaimana firman Allah Ta'ala:

ٱلَّذِينَ يَحۡمِلُونَ ٱلۡعَرۡشَ وَمَنۡ حَوۡلَهُۥ يُسَبِّحُونَ بِحَمۡدِ رَبِّهِمۡ وَيُؤۡمِنُونَ بِهِۦ وَيَسۡتَغۡفِرُونَ لِلَّذِينَ ءَامَنُواْۖ رَبَّنَا وَسِعۡتَ كُلَّ شَيۡء رَّحۡمَة وَعِلۡما فَٱغۡفِرۡ لِلَّذِينَ تَابُواْ وَٱتَّبَعُواْ سَبِيلَكَ وَقِهِمۡ عَذَابَ ٱلۡجَحِيمِ 

(Malaikat-malaikat) yang memikul 'Arsy dan malaikat yang berada di sekelilingnya bertasbih memuji Tuhannya dan mereka beriman kepada-Nya serta memintakan ampun bagi orang-orang yang beriman (seraya mengucapkan): "Ya Tuhan kami, rahmat dan ilmu Engkau meliputi segala sesuatu, maka berilah ampunan kepada orang-orang yang bertaubat dan mengikuti jalan Engkau dan peliharalah mereka dari siksaan neraka yang menyala-nyala,” (QS. Ghafir: 7)

Juga dalam sabda Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam:

إِنَّ أَحَدَكُمْ مَا قَعَدَ يَنْتَظِرُ الصَّلاةَ فَهُوَ فِي صَلاةٍ مَا لَمْ يُحْدِثْ ، تَدْعُو الْمَلائِكَةُ: اللَّهُمَّ اغْفِرْ لَهُ ، اللَّهُمَّ ارْحَمْهُ

Seorang hamba masih dihitung dalam shalat selama ia berada di tempat shalatnya untuk menunggu shalat dan malaikat akan mendoakannya; Ya Allah, ampunilah dia, Ya Allah, rahmatilah dia, hingga ia beranjak atau berhadas.” (HR. Muslim: 469)

Penutup Reflektif

Demikianlah beberapa perkara penting yang wajib diimani tentang malaikat Allah Ta’ala. Semoga Allah membimbing kita kepada keimanan yang lurus dan menjadikan kita mukmin yang dicintai oleh para malaikat dan diridhai oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala. Aamiin ya Rabbal ‘Alamiin.


Referensi:

  1. Al-Qur’an al-Karīm.Mushaf Standar Madinah: Majma‘ al-Malik Fahd li Ṭibā‘at al-Muṣḥaf asy-Syarīf, Madinah al-Munawwarah.
  2. Al-‘Utsaimin, Muhammad bin Shalih. Syarḥ Uṣūl al-Īmān. Riyadh: Dār al-Waṭan, Cetakan Pertama.
  3. Kementerian Pendidikan Arab Saudi. (1442 H). Tauhid 2 Tsanawi. Riyadh: Kementerian Pendidikan Arab Saudi.
  4. Ath-Thabari, Muhammad bin Jarir. Jāmi‘ al-Bayān ‘an Ta’wīl Āy al-Qur’ān. Beirut: Mu’assasah ar-Risālah, Cetakan Pertama.
  5. Ibnu Katsir, Ismail bin Umar. Tafsīr al-Qur’ān al-‘Aẓīm. Beirut: Dārus Salām & Dār al-Fayḥā’, Cetakan Kedua.
  6. Al-Muzani, Ismail bin Yahya. Syarḥ as-Sunnah. Madinah: Maktabah al-Ghurabā’ al-Atsariyyah, Cetakan Pertama.
  7. Al-Bukhari, Muhammad bin Ismail. Ṣaḥīḥ al-Bukhārī. Riyadh: Dār Ṭawq an-Najāh, Cetakan Ketiga.
  8. Muslim bin al-Hajjaj an-Naisaburi. Ṣaḥīḥ Muslim. Beirut: Dār Ihyā’ at-Turāth al-‘Arabī.

Penulis:

Jundi Sukarna, M.Pd., M.M.
(Bidang Pendidikan Yayasan Al Madinah Surakarta)