Kekuatan Doa: Pelajaran Dari Pemandu Bighal

14 jam yang lalu
45
5 menit baca
Kekuatan Doa: Pelajaran Dari Pemandu Bighal

اَلْحَمْدُ لِلَّهِ عَلَى فَضْلِهِ وَإِحْسَانِهِ، نَحْمَدُهُ وَنَشْكُرُهُ ونسْتَعِيْنُهُ وَنسْتَغْفِرُهُ، أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّداً عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ، صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ، وَسَلَّمَ تَسْلِيْماً كَثِيْرًا. أَمَّا بَعْدُ:

Pendahuluan

Pembaca budiman yang dirahmati Allah subḥānahu wa ta‘ālā

Setiap insan pasti pernah merasakan detik-detik genting dalam hidup—saat seluruh jalan seolah tertutup dan harapan seakan sirna. Dalam keadaan seperti itu, ada satu pintu yang tidak pernah tertutup bagi hamba-hamba-Nya: pintu doa. Doa yang dipanjatkan dari hati yang terdesak, tulus, dan pasrah total kepada Allah, sering kali mendatangkan pertolongan yang tidak pernah kita duga.

Kisah berikut—yang dinukil oleh para ulama besar dalam kitab-kitab tafsir—menjadi bukti nyata betapa luar biasa kedudukan doa bagi seorang mukmin.


Kisah Pemandu Bighal yang Diselamatkan Doa

Dalam Tafsir Al-Qur’an Al-‘Azhim, Al-Hafizh Ibnu Katsir—mengutip riwayat dari Al-Hafizh Ibnu ‘Asākir Ad-Dimasyqi—menceritakan kisah seorang lelaki pemandu jalan yang biasa membawa penumpang dari Damaskus menuju Zabadani dengan seekor bighal (peranakan kuda betina dan keledai jantan).

Suatu hari, seorang lelaki menumpang bersamanya. Ketika sampai pada jalan yang jarang dilalui orang, penumpang itu berkata, “Ambillah jalan ini! Karena jalan ini lebih dekat.”

Pemandu itu menjawab bahwa ia tidak menguasai jalur tersebut, namun orang itu memaksa agar mereka berjalan melewatinya.

Benar saja, ketika memasuki lembah yang terjal, sang pemandu melihat banyak mayat manusia bergelimpangan. Pada saat itu, penumpang itu berkata, "Peganglah kepala bighal ini! Aku hendak turun."

Setelah turun, lelaki tersebut segera mengumpulkan pakaiannya, mengeluarkan pisau, dan bersiap membunuh pemandu itu. Pemandu tersebut takut dan berkata, “Ambil saja bighal ini beserta seluruh barangnya!”

Namun lelaki itu menjawab, “Bighal ini sudah menjadi milikku, dan aku tetap akan membunuhmu.”

Pemandu pun memohon kepadanya agar diberi kesempatan shalat dua rakaat. Lelaki itu mengizinkan namun berkata, “Percepatlah!”

Ketika berdiri untuk shalat, pemandu tersebut ingin membaca ayat-ayat Al-Qur'an, namun tidak satu huruf pun keluar dari lisannya—karena rasa takut yang luar biasa. Hingga akhirnya, Allah membuat lisannya membaca firman-Nya:

أَمَّن يُجِيبُ الْمُضْطَرَّ إِذَا دَعَاهُ وَيَكْشِفُ السُّوٓءَ وَيَجْعَلُكُمْ خُلَفَآءَ الْأَرْضِ (62)

“Atau siapakah yang memperkenankan doa orang yang dalam kesulitan apabila ia berdoa kepada-Nya, dan yang menghilangkan kesusahan dan menjadikan kalian sebagai khalifah di bumi?” (QS. An-Naml: 62)

Tiba-tiba datang seorang penunggang kuda dari bibir lembah dengan membawa tombak, dan melemparkan tombak itu tepat mengenai lelaki jahat tersebut hingga ia mati tersungkur.

Pemandu itu bertanya, “Demi Allah, siapa engkau?”

Penunggang itu menjawab, “Aku adalah utusan Allah, yang diperintahkan untuk memenuhi doa orang yang terdesak dan menghilangkan kesulitan.”

Akhirnya, pemandu itu pulang dengan selamat membawa kembali bighal dan seluruh barangnya. (Tafsir Ibnu Katsir: 6/204)


Keagungan Doa dalam Islam

Kisah tersebut menunjukkan betapa ajaibnya doa, terutama doa orang yang sedang terdesak (doa al-muḍṭarr). Allah mendengar doa hamba-Nya, bahkan ketika seluruh jalan tertutup dan tidak ada seorang pun yang mampu menolong.

Nabi shallallāhu ‘alaihi wa sallam bersabda:

لَيْسَ شيءٌ أَكْرَمَ عَلَى اللَّهِ تَعَالَى مِنَ الدُّعَاءِ

“Tidak ada sesuatu yang paling mulia di sisi Allah selain doa.” (HR. At-Tirmidzi no. 3370; dihasankan oleh Al-Albani)

Ketika mengalami kesulitan, Nabi shallallāhu ‘alaihi wa sallam pun mengajarkan agar kita kembali kepada Allah:

كَانَ النَّبِيُّ يَدْعُو عِنْدَ الْكَرْبِ

“Apabila Nabi shallallāhu ‘alaihi wa sallam tertimpa kesulitan, beliau berdoa.” (HR. Al-Bukhari no. 6364 dan Muslim no. 2730)


Allah Murka kepada Hamba yang Tidak Berdoa

Betapa mulianya doa sehingga Rasulullah memperingatkan:

مَنْ لَمْ يَسْأَلِ الله غَضَبَ اللهُ عَلَيْهِ

“Barangsiapa tidak meminta kepada Allah, niscaya Allah akan memurkainya.” (HR. At-Tirmidzi)

Doa bukan pilihan tambahan dalam hidup seorang mukmin. Ia adalah kebutuhan, kehormatan, dan senjata terkuat.


Tanggung Jawab Laki-laki dalam Mencari Nafkah

Dalam kisah tersebut, pemandu bighal adalah seorang pencari nafkah. Ia bekerja keras, bahkan menghadapi ancaman kematian dalam menjalankan tugasnya. Itu mengingatkan bahwa mencari nafkah merupakan kewajiban seorang suami, sebagaimana firman Allah:

وَعَلَى الْمَوْلُودِ لَهُ رِزْقُهُنَّ وَكِسْوَتُهُنَّ بِالْمَعْرُوفِ (2)

“Kewajiban ayah adalah memberi makan dan pakaian kepada istri dengan cara yang ma‘ruf.” (QS. Al-Baqarah: 233)

Nafkah yang diberikan seorang suami dengan niat ibadah akan mendapatkan pahala yang sangat besar, sebagaimana sabda Nabi:

دِينَارٌ أَنْفَقْتَهُ فِى سَبِيلِ اللَّهِ وَدِينَارٌ أَنْفَقْتَهُ فِى رَقَبَةٍ وَدِينَارٌ تَصَدَّقْتَ بِهِ عَلَى مِسْكِينٍ وَدِينَارٌ أَنْفَقْتَهُ عَلَى أَهْلِكَ أَعْظَمُهَا أَجْرًا الَّذِى أَنْفَقْتَهُ عَلَى أَهْلِكَ

“Dinar yang engkau keluarkan di jalan Allah, lalu dinar yang engkau keluarkan untuk memerdekakan seorang budak, lalu dinar yang engkau sedekahkan kepada orang miskin, dibandingkan dengan satu dinar yang engkau nafkahkan untuk keluargamu maka sungguh (dinar yang engkau nafkahkan kepada keluargamu) pahalanya lebih besar,” (HR. Muslim no. 995)

Dan setiap kelelahan dalam mencari nafkah menjadi penghapus dosa:

مَا يُصِيبُ الْمُسْلِمَ مِنْ نَصَبٍ وَلَا وَصَبٍ وَلَا هَمٍّ وَلَا حُزْنٍ وَلَا أَذًى وَلَا غَمٍّ حَتَّى الشَّوْكَةِ يُشَاكُهَا إِلَّا كَفَّرَ اللَّهُ بِهَا مِنْ خَطَايَاهُ

“Tidaklah seorang muslim tertimpa suatu kelelahan, atau penyakit, atau kehawatiran, atau kesedihan, atau gangguan, bahkan duri yang melukainya melainkan Allah akan menghapus kesalahan-kesalahannya karenanya.” (HR. al-Bukhari no. 5640 dan Muslim no. 2572)


Berlindung hanya kepada Allah

Pemandu itu selamat karena ia berlindung hanya kepada Allah. Inilah akidah yang diajarkan Al-Qur’an:

قُلْ أَعُوذُ بِرَبِّ الْفَلَقِ (1) مِن شَرِّ مَا خَلَقَ (2)

"Katakanlah: Aku berlindung kepada Tuhan Yang Menguasai subuh, Dari kejahatan makhluk-Nya," (QS. Al-Falaq: 1–2)

Sebaliknya, meminta perlindungan kepada jin adalah dosa besar yang menjerumuskan ke dalam kesyirikan:

وَأَنَّهُ كَانَ رِجَالٌ مِّنَ الْإِنسِ يَعُوذُونَ بِرِجَالٍ مِّنَ الْجِنِّ فَزَادُوهُمْ رَهَقاً (6)

“Dan bahwasannya ada beberapa orang laki-laki di antara manusia meminta perlindungan kepada beberapa laki-laki di antara jin-jin, maka jin-jin itu menambah bagi mereka dosa dan kesalahan." (QS. Al-Jinn: 6)

Al-Baghawi menjelaskan makna “rahaqā”, sebagaimana yang dinukilkan dari sebagian para salaf, diantaranya:

قال ابْنُ عَبَّاسٍ : إِثْمًا.

قَالَ مُجَاهِدٌ : طُغْيَانًا.

قَالَ مُقَاتِلٌ : غَيًّا.

قَالَ الْحَسَنُ : شَرًّا.

Ibnu ‘Abbas berkata: “Menambah dosa, Mujahid berkata: melampaui batas, Muqotil berkata: kesesatan, dan Al Hasan berkata: keburukan.” (Tafsir Al-Baghawi: 8/239)


Penutup

Kisah pemandu bighal adalah pelajaran agung bahwa doa adalah kunci keselamatan seorang hamba, terutama ketika ia berada dalam kondisi yang benar-benar terdesak. Berdoalah pada setiap waktu, bukan hanya saat sempit, dan gantungkanlah hati hanya kepada Allah—Dzat yang tidak pernah mengecewakan hamba-hamba-Nya.

Semoga Allah menjadikan kita hamba yang bertawakal, rajin berdoa, dan selalu kembali kepada-Nya.


Referensi:

  1. Al-Baghawī, A. M. (1989). Ma‘ālimut Tanzīl (Vol. 8). Dār ath-Thayyibah.
  2. Al-Albānī, M. N. (1995). Ṣaḥīḥ Sunan at-Tirmiżī. Maktabah al-Ma‘ārif.
  3. Al-Bukhārī, M. ibn I. Ṣaḥīḥ al-Bukhārī. Dār Ṭawq an-Najāt.
  4. At-Tirmiżī, A. ‘Ī. M. Sunan at-Tirmiżī. Dār al-Gharb al-Islāmī.
  5. Ibnu ‘Asākir, A. al-Qāsim ibn A. Tārīkh Dimasyq. Dār al-Fikr.
  6. Ibnu Katsīr, I. I. (1999). Tafsir al-Qur’ān al-‘Aẓīm. Dār ath-Thayyibah.
  7. Muslim, M. ibn al-Ḥ. Ṣaḥīḥ Muslim. Dār Ihyā’ at-Turāth al-‘Arabī.

Penulis:

Jundi Sukarna, M.Pd., M.M.
(Bidang Pendidikan Yayasan Al Madinah Surakarta)

Download PDF