Khotbah Pertama
اَلْحَمْدُ لِلَّهِ عَلَى فَضْلِهِ وَإِحْسَانِهِ، نَحْمَدُهُ وَنَشْكُرُهُ ونسْتَعِيْنُهُ وَنسْتَغْفِرُهُ، وَأَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ، فِي رُبُوْبِيَتِهِ وَإِلَهِيَتِهِ وَأَسْمَائِهِ وَصِفَاتِهِ، وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّداً عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ، صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ، وَسَلَّمَ تَسْلِيْماً كَثِيْرًا. أَمَّا بَعْدُ:
مَعَاشِرَ الْمُسْلِمِيْنَ رَحِمَكُمْ اللَّهُ، أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِيْ بِتَقْوَى اللهِ، قَالَ اللَّهُ تَعَالَى: يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ.
اللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَى نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ، وَمَنْ سَارَ عَلَى نَهْجِهِ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ.
Jemaah Jumat yang dirahmati Allah…
Segala puji hanya milik Allah Taala, Rabb semesta alam yang melimpahkan nikmat lahir dan batin kepada kita semua. Di antara amalan besar yang dapat menolak murka dan azab Allah adalah syukur dan keimanan, sebagaimana firman-Nya:
مَا يَفعَلُ اللَّهُ بِعَذَابِكُم إِن شَكَرتُم وَءَامَنتُم (147)
“Allah tidak akan menyiksamu jika kalian bersyukur dan beriman.” (QS. An-Nisa': 147)
Khatib berwasiat kepada dirinya dan kepada seluruh jemaah agar selalu bertakwa kepada Allah, karena inilah kunci keselamatan dunia dan akhirat.
Saudaraku…
Tidak jarang kita melihat seseorang yang saleh, rajin ibadah, baik akhlaknya, namun justru sering tertimpa musibah. Sementara orang yang bermaksiat seakan hidupnya lapang tanpa beban. Ada pula keluarga yang saat diberi musibah saling menyalahkan dan menduga pasangannya sebagai penyebab datangnya bencana.
Padahal, Allah Taala Maha Bijaksana. Setiap musibah mengandung hikmah, dan tidak semua hikmah dapat dipahami oleh akal manusia.
Musibah Terkadang Tanda Cinta Allah
Jemaah Jumat rahimakumullah…
Ketahuilah, musibah bisa menjadi tanda kasih sayang Allah kepada hamba-Nya. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
إِنَّ اللَّهَ إِذَا أَحَبَّ قَوْمًا ابْتَلاَهُمْ، فَمَنْ رَضِىَ فَلَهُ الرِّضَا وَمَنْ سَخِطَ فَلَهُ السُّخْطُ
“Jika Allah mencintai suatu kaum, Dia menguji mereka. Barang siapa rida, ia mendapat keridaan Allah. Barang siapa murka, baginya kemurkaan Allah.” (HR. Tirmidzi no. 2396)
Musibah juga menjadi sarana peningkatan iman. Allah berfirman:
أَحَسِبَ النَّاسُ أَن يُتْرَكُوٓا أَن يَقُولُوٓا ءَامَنَّا وَهُمْ لَا يُفْتَنُونَ (2)
“Apakah manusia mengira mereka dibiarkan berkata ‘Kami beriman’ tanpa diuji?” (QS. Al-Ankabut: 2)
Musibah Bisa Menjadi Balasan atas Dosa
Allah Taala juga berfirman:
وَمَا أَصَابَكَ مِنْ سَيِّئَةٍ فَمِنْ نَفْسِكَ (79)
“Musibah apa pun yang menimpamu, itu dari (kesalahan) dirimu sendiri.” (QS. An-Nisa': 79)
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
إذا أرادَ اللهُ بعبدِهِ الخَيرَ عجَّلَ له العُقوبَةَ في الدُّنيا
“Jika Allah menghendaki kebaikan bagi hamba-Nya, Dia segerakan hukumannya di dunia.” (HR. Tirmidzi no. 2396)
Musibah Menghapuskan Dosa
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
ما يُصِيبُ المُسْلِمَ، مِن نَصَبٍ ولا وصَبٍ، ولا هَمٍّ ولا حُزْنٍ ولا أذًى ولا غَمٍّ، حتى الشَّوْكَةِ يُشَاكُهَا، إلا كَفَّرَ اللَّهُ بها مِن خَطَاياهُ
“Tidaklah penderitaan, sakit, kesedihan, gangguan, atau duri yang menusuk seorang muslim, melainkan Allah menghapuskan sebagian dosa-dosanya karenanya.” (HR. Bukhari no. 5641, Muslim no. 2573)
Musibah mengingatkan manusia bahwa ia lemah dan tidak layak sombong. Musibah mendorong muhasabah, tobat, sabar, dan kembali kepada Allah dengan penuh pengharapan.
Kesabaran Tanda Keimanan
Allah Taala berfirman:
وَالصَّابِرِينَ فِي الْبَأْسَاءِ وَالضَّرَّاءِ وَحِينَ الْبَأْسِ ۗ أُولَٰئِكَ الَّذِينَ صَدَقُوا وَأُولَٰئِكَ هُمُ الْمُتَّقُونَ (177)
“Orang-orang yang sabar dalam kesempitan, penderitaan, dan saat peperangan, mereka itulah orang yang benar (imannya) dan merekalah orang-orang bertakwa.” (QS. Al-Baqarah: 177)
Tafsir As-Sa’diy menyebutkan:
فَأُوْلئِكَ هُمُ الَّذِينَ صَدَقُوا فِيْ إِيْمَانِهِم، لِأَنَّ أَعْمَالَهُم صَدَّقَتْ إِيْمَانَهُم
“Mereka itulah orang yang benar dalam keimanannya karena perbuatan-perbuatannya membenarkan keimanannya.” (Tafsir As-Sa’diy: 130)
Orang Sabar Dicintai Allah
Allah berfirman:
وَاللَّهُ يُحِبُّ الصَّابِرِينَ (146)
“Allah mencintai orang-orang yang sabar.” (QS. Ali Imran: 146)
Musibah adalah jalan menuju kedewasaan iman—baik musibah itu sesuai harapan kita maupun tidak. Semua ketetapan Allah adalah kebaikan bagi hamba-Nya yang bertakwa.
Semoga Allah meneguhkan hati kita agar senantiasa berhusnuzan kepada-Nya. Amin.
بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِي القُرْآنِ العَظِيْمِ، وَنَفَعَنَا بِمَا فِيْهِ مِنَ البَيَانِ وَالذِّكْرِ الحَكِيْمِ، أَقُوْلُ قَوْلِي هَذَا وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ لِيْ وَلَكُمْ وَلِجَمِيْعِ المُسْلِمِيْن مِنْ كُلِّ ذَنْبٍ فَاسْتَغْفِرُوْهُ إِنَّهُ هُوَ الغَفُوْرُ الرَحِيْمُ.
Khotbah Kedua
اَلْحَمْدُ لِلَّهِ حَمْداً كَثِيْراً طَيِّباً مُبَارَكاً فِيْهِ كَمَا يُحِبُّ رَبُّنَا وَيَرْضَى، وَأَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّداً عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ؛ صَلَّى اللهُ وَسَلَّمَ عَلَيْهِ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ أَجْمَعِيْنَ.
Sabar di Awal Musibah
Jemaah rahimakumullah…
Banyak orang baru menyadari pentingnya sabar setelah semua jalan buntu. Padahal hakikat sabar adalah sabar sejak detik pertama musibah datang, sebagaimana sabda Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam:
إِنَّمَا الصَّبْرُ عِنْدَ الصَّدْمَةِ الأُولَى
“Sabar itu pada hantaman pertama musibah.” (HR. Al-Bukhari no. 1283)
Karena itu, latihlah hati untuk menerima takdir Allah sejak awal, sekecil apa pun ujian itu. Setelah berikhtiar maksimal, lapangkan dada terhadap hasil apa pun yang Allah tetapkan.
Semoga Allah memberi kemudahan dalam semua urusan kita. Amin.
Doa
وَصَلُّوْا وَسَلِّمُوْا رَعَاكُمُ اللهُ عَلَى مُحَمَّدِ بْنِ عَبْدِ اللهِ كَمَا أَمَرَكُمُ اللهُ بِذَلِكَ فِي كِتَابِهِ فَقَالَ:
إِنَّ اللَّهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيماً.
وَقَالَ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: مَنْ صَلَّى عَلَيَّ صَلاةً صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ بِهَا عَشْرًا.
اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ، وَبَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ.
وَارْضَ اللَّهُمَّ عَنِ الخُلَفَاءِ الرَّاشِدِيْنَ اَلْأَئِمَّةَ المَهْدِيِيْنَ؛ أَبِيْ بَكْرِ الصِّدِّيْقِ، وَعُمَرَ الفَارُوْقِ، وَعُثْمَانَ ذِيْ النُوْرَيْنِ، وَأَبِيْ الحَسَنَيْنِ عَلِيٍّ، وَارْضَ اللَّهُمَّ عَنِ الصَّحَابَةِ أَجْمَعِيْنَ وَعَنِ التَّابِعِيْنَ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنَ، وَعَنَّا مَعَهُمْ بِمَنِّكَ وَكَرَمِكَ وَإِحْسَانِكَ يَا أَكْرَمَ الأَكْرَمِيْنَ.
رَبَّنَا لَا تُزِغْ قُلُوبَنَا بَعْدَ إِذْ هَدَيْتَنَا وَهَبْ لَنَا مِنْ لَدُنْكَ رَحْمَةً إِنَّكَ أَنْتَ الْوَهَّابُ.
رَبَّنَا اغْفِرْ لَنَا وَلِإِخْوَانِنَا الَّذِينَ سَبَقُونَا بِالْإِيمَانِ وَلَا تَجْعَلْ فِي قُلُوبِنَا غِلًّا لِلَّذِينَ آَمَنُوا رَبَّنَا إِنَّكَ رَءُوفٌ رَحِيمٌ.
رَبَّنَا آتِنَا فِيْ الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِيْ الْآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ.
Referensi:
- Al-Qur’an Al-Karim.
- Al-Bukhārī, Muḥammad bin Ismā‘īl. Ṣaḥīḥ al-Bukhārī. Dār al-Ma‘rifah.
- Muslim bin al-Hajjaj (Imam Muslim). Ṣaḥīḥ Muslim. Dār Ihyā’ at-Turāth al-‘Arabī.
- At-Tirmidzi, Muhammad bin Isa. (1356). As-Sunan. Riyadh: Maktabah al-Ma‘arif.
- As-Sa’di, Abdurrahman bin Nashir. Taisir Karimir Rahman fi Tafsir Kalam al-Mannan. Dar Ibn Hazm.
Penulis:
Jundi Sukarna, M.Pd., M.M.
(Bidang Pendidikan Yayasan Al Madinah Surakarta)