Daurah Syar'iyah Intensif Sukses Kupas Tuntas Kitab "ushulus Sunnah" Imam Ahmad Bin Hanbal Di Yogyakarta

3 hari yang lalu
176
3 menit baca
Daurah Syar'iyah Intensif Sukses Kupas Tuntas Kitab "ushulus Sunnah" Imam Ahmad Bin Hanbal Di Yogyakarta

Yogyakarta – Sebuah perhelatan ilmiah bertajuk Daurah Syar'iyah Intensif telah sukses diselenggarakan di Yogyakarta pada tanggal 7-9 Desember 2025 M bertepatan dengan 16-18 Jumadil Akhir 1447 H. Daurah ini merupakan kolaborasi antara Kementerian Urusan Islam, Dakwah, dan Bimbingan Kerajaan Arab Saudi yang dilaksanakan oleh Atase Agama Kedutaan Besar Kerajaan Arab Saudi di Jakarta dengan Yayasan Darussunnah Al-Islamy Yogyakarta.

Fokus utama daurah kali ini adalah mengupas secara mendalam Kitab "Ushul Sunnah lil Imam Ahmad bin Hanbal" yang disampaikan oleh Syaikh Aedh Bin Musyabbab al-Qohthoniy hafizhahullah.


Pentingnya Memegang Teguh Sunnah dan Menghindari Bid'ah

Daurah ini menekankan kembali prinsip-prinsip mendasar akidah Ahlussunnah wal Jamaah sebagaimana termaktub dalam risalah Imam Ahmad. Salah satu pembahasan penting adalah tentang Hujjiyah Sunnah. Syaikh Aedh Bin Musyabbab al-Qohthoniy dalam penjelasannya menguraikan:

  • Imam Ahmad bin Hanbal (Al-Musannif) menegaskan bahwa Sunnah menurut beliau adalah atsar-atsar Rasulullah.
  • Sunnah berfungsi menafsirkan Al-Qur'an dan menjadi dalil-dalil Al-Qur'an. Contohnya adalah penjelasan Sunnah tentang cara menegakkan shalat dan menunaikan zakat yang tidak dirinci dalam Al-Qur'an.
  • Sunnah kadang juga datang membawa hukum yang tidak disebutkan secara tekstual (nash) dalam Al-Qur'an, seperti hukum haramnya menikahi seorang wanita dengan bibinya dari pihak ayah atau ibu dalam satu akad nikah.

Syaikh juga mengingatkan tentang bahayanya orang-orang yang mencela hujjiyah Sunnah dan hanya berhujjah dengan Al-Qur'an. Ditekankan pula bahwa Sunnah tidak dapat digapai dengan akal dan hawa nafsu; ia hanyalah untuk diikuti dan menuntut meninggalkan hawa nafsu.

Perkara yang paling merusak agama adalah bid'ah dan mengikuti hawa nafsu. Di dalamnya termasuk sikap-sikap merusak seperti:

  • Tidak boleh menentang nash-nash Sunnah dengan qiyas akal dan hawa nafsu.
  • Tidak membuat perumpamaan atas nash-nash Sunnah dalam bentuk protes atau mempertanyakan hikmahnya.
  • Tidak menjadikan akal sebagai hakim atas nash.
  • Tidak mengikuti hawa nafsu, seperti memajukan atau memundurkan puasa Ramadan dengan alasan maslahat manusia.

Fokus pada Masalah Akidah: Qadar dan Ru'yah

Daurah ini juga mengulas prinsip-prinsip akidah yang wajib diyakini dan menjadi pembeda antara Ahlussunnah dengan Ahli Bid'ah, yaitu:

  1. Iman kepada Qadar (Takdir): Merupakan salah satu dari enam rukun iman; iman tidak sempurna tanpa mempercayainya. Pembicaraan dengan cara debat (jidal) dalam masalah qadar adalah perkara yang dibenci dan terlarang.
  2. Iman kepada Ru'yah (Melihat Allah): Wajib menetapkan bahwa orang-orang beriman akan melihat Rabb mereka Yang Maha Tinggi di surga pada Hari Kiamat, sebagaimana ditunjukkan oleh firman Allah dan Sunnah Nabi.

Para peserta didorong untuk mengikuti jejak para sahabat dalam mengagungkan Sunnah, sebagaimana dalam hadits perubahan kiblat dan hadits pelepasan sandal. Sikap yang wajib adalah taslim (pasrah) dan membenarkan (tashdiq).


Peran Aktif Tokoh dan Rangkaian Kegiatan

Agenda ini tidak hanya diisi dengan Daurah Intensif, tetapi juga mencakup Tabligh Akbar. Pada hari Senin, 08 Desember 2025 (17 Jumadil Akhir 1447 H), digelar Tabligh Akbar bertema "Bahagia dan Berkah dengan Menunaikan Hak Allah dan Rasul-Nya" di Masjid Agung Sleman.

Acara ini dihadiri oleh Syaikh Ahmad bin ‘Isa Al-Hazimi, Kepala Atase Agama Kedutaan Besar Arab Saudi, dan dibuka oleh Bapak Bupati Sleman, Bapak Harda Kiswaya, S.E., M.Si. Dalam sesi penting ini, Al-Ustadz Muhammad Na'im, Mudir Pondok Pesantren Al Madinah Nogosari, turut andil sebagai penerjemah.

Peran penting juga dimainkan oleh Muhammad Ja'fari, pengajar MA Al Madinah Nogosari sekaligus Dosen Ma'had Aly Al Madinah Surakarta, yang turut andil sebagai MC dan Moderator, memandu jalannya sesi pembukaan hingga penutupan.


Ungkapan Terima Kasih dan Penyelenggaraan

Dalam penutupannya, Daurah Syar'iyah Intensif ini memberikan kesempatan kepada perwakilan peserta untuk menyampaikan kesan dan ucapan terima kasih. Ustadz Jauhari, selaku Ketua Yayasan Al Madinah Surakarta, didaulat sebagai perwakilan peserta.

Daurah ini ditutup dengan nasihat dan doa agar umat Islam berpegang teguh pada Kitab Allah dan Sunnah Nabi dengan pemahaman Salafus Shalih, serta menjauhi ahlul-bid'ah demi menjaga agama dan hati.